Keinginan Pemkab Lingga untuk memperkenalkan Batik Lingga kepada masyarakat luas Nampak nya kurang mendapat perhatian dari masyarakat arus bawah, bukan karena tak tertarik dengan batik tersebut, tapi memang tak terjangkau dari harga yang melangit, yang mampu memakai batik Lingga hanya dari kalangan menengah keatas saja, sementara untuk masyarakat kalangan bawah akan berpikir 2 kali untuk membelinya, sehingga keinginan untuk membelipun minim.
Seorang yang tidak mau disebutkan namanya yang sudah cukup lama mengenal batik mengatakan, ”Walau Pemkab Lingga secara gencar melakukan Promosi batik Lingga tapi dapat kita lihat yang memakainya dapat kita hitung, sedang untuk hari-hari tertentu saja pegawai kantor yang harus memakai batik dapat kita lihat yang memakai batik Lingga, itu karena apa, karena masyarakat bawah menilai harga batik Lingga cukup mahal,
Andai Saja pengrajin Batik Lingga mampu menyesuaikan harga dengan pereekonomian daerah, saya yakin batik lingga akan popular di daerah sendiri, Sebab dari pengalaman saya berada di luar memang harga batik bisa sangat tinggi, untuk batik tulis harganya bisa mencapai jutaan rupiah, tapi kalau batik yang menggunakan cap/sablon bisa kita dapatkan dengan harga Rp 25.000,- untuk satu potong baju batik, katanya.
Seorang warga ( Eko ) yang juga pegawai pemerintah mengatakan, ”Saya lebih suka memakai batik solo di samping harganya yang terjangkau di pakai pun enak, dangan harga di bawah seratus lima puluh ribu rupiah sudah lumayan bagus baju batik yang kita dapatkan seperti yang pakai sekarang ini, kata Eko, ianya menambah kan, ”karena untuk membeli batik Lingga bukan saya tak mampu tapi banyak lagi yang harus saya pikirkan jadi pakai batik Solo aja, ujarnya.
Instruktur pembuatan batik Lingga Slamet yang sudah 8 bulan di Dabo Singkep saat di temui Di Rumah terampil Kerajinan Batik Lingga di Jalan Pahlawan,(05/03/2011) pukul 14.30 wib mengatakan, ”Memang benar harga batik Lingga agak mahal, untuk harga batik Lingga yang menggunakan cap/sablon dengan bahan dasar kain cotton untuk per meter nya Rp. 75.000,- hingga Rp.80.000,- Sementara untuk batik Lingga yang menggunakan cap/sablon dengan bahan dasar Sutra harganya bervariasi ada yang harga nya Rp.120,000,- hingga Rp.180,000,- untuk per meternya, ujarnya.
Ia menambahkan,”Untuk pemasaran sekarang ini kita belum menjualnya secara umum tapi baru lewat pesanan saja, tapi kita juga membuat untuk Stok kalau ada masyarakat umum yang mau membelinya, katanya lagi, ”Kalau untuk batik tulis kita sudah melatih ibu-ibu dari Koperasi Tampuk Manggis sebuah Koperasi di bawah naungan Disperindag kita sudah melatih mereka selama 6 bulan, dan ibu-ibu itu sekarang sudah bisa membuat batik tulis, Kata Slamet lagi “Untuk pembuatan satu potong batik Lingga tulis waktu yang kita butuhkan 1 bulan untuk tulis lilinya saja dan 10 hari untuk pewarnaan dan finishingnya,
Saat di tanya apakah punya rencana untuk membuka toko atau distro yang khusus menjual batik Lingga agar lebih di kenal secara luas oleh masyarakat,“Slamet menjawab kalau sekarang ini belum kalau nanti mungkin ia katanya, sekarang ini yang kami lakukan untuk memperkenalkan batik Lingga secara luas hanya lewat pameran saja,Ungkap Slamet.
Sementara itu kepala Disperindagkop Kabupaten Lingga saat kami hubungi melalui pesan singkat sampai ditulisnya berita ini tidak mendapat balasan.
Dengan kejadian kita berharap agar Pemerintah Daerah tanggap mengenai hal ini apalagi pada 2009 pemerintah telah melaksanakan peltihan batik dan di tahun 2010 lalu batik Lingga menjadi icon utama PKK Kabupaten Lingga dan pemerintah sendiri telah mendirikan rumah batik yang ada di Dabo Singkep dan berencana mengadakan show room pada 2011 ini seperti yang diakatakan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Lingga, Drs Ayuzar pada kujungan tahun 2010 yang lalu ke rumah batik di Kecamatan Simgkep. Untuk itu Sudah selayaknyalah batik Lingga yang menjadi ciri khas kabupaten ini dinikmati semua kalangan masyarakat mulai dari bawah. Sehingga lebih memaksimalkan dalam promosi batik ke daerah – daerah lain.
Batik Lingga sudah mulai dikembangkan dari tahun 2008 di Dabo singkep. Saat ini telah dikelola secara profesional oleh Koperasi Tampok Manggis. Untuk mengembangkan dan mempromosikan Batik Lingga, Disperindak telah mengikuti beberapa kali promosi dan pameran keluar daerah dari tingkat lokal sampai ke luar negeri seperti di Batam, Jakarta, Pekanbaru dan juga ke Singapura baru-baru ini.
Sumber : Kabar Lingga
Discussion about this post