Setelah sempat harga karet anjlok beberapa waktu lalu hingga ke angka Rp. 5.000,- per kilogramnya kini petani karet bisa sedikit lega dengan mulai beranjak naiknya harga karet hingga pada kisaran Rp 14.000, per kilogramnya. Sementara untuk pulau Singkep sendiri hasil pertanian karet tersebut menjualnya pada toke (penampung), oleh penampung karet-karet tersebut dijual ke pabrik-pabrik pengolahan yang berada di Jambi, karna selama ini Dabo Singkep belum ada pabrik pengolahan hasil pertanian karet tersebut.
Hairul salah satu toke karet yang ditemui Senin (04/042011) Pukul 16.00 Wib di rumahnya di kampung Damnah Setajam menuturkan,”Untuk saat ini ia mengambil karet dari petani dengan angka Rp. 14 ribu/kg namun tidak semua toke membeli karet dengan harga yang sama dengannya bisa saja lebih tinggi, namun bisa juga lebih rendah dari harga yang saya beli tersebut, saya berharap agar harga karet bisa tetap stabil tidak turun naik, apalagi secara drastis seperti kemarin,ujarnya
Bagi Rudi yang sehari-hari bekerja sebagai pemotong (menyadap) (bahasa masyarakat untuk menyadap karet. red) karet, dengan naiknya kembali harga karet belakangan ini, cukup menggembirakan bagi dirinya, diakuinya untuk pekerjaannya memotong karet yang dilakukannya bisa mendapatkan 10 kilogram, tapi kerena karet tersebut adalah milik orang lain, saya hanya sebagai pemotong dengan sistim bagi hasil, jadi tidak begitu besar juga penghasilan saya, itupun kalau tidak turun hujan, dengan musim panas seperti sekarang ini, lumayanlah untuk menambah penghasilan disamping saya berkebun, Ungkapnya.
Saya dan juga petani karet yang lain tentu saja berharap agar harga karet tetap stabil tidak lagi mengalami penurunan secara drastis seperti kemarin, dan kalau bisa tetap beranjak naik.
Sumber : Kabar Lingga
Discussion about this post