Daik Lingga kembali menoreh sejarah pada Mei 2004. Pada saat itulah Daik Lingga dikukuhkan sebagai wilayah administrasi tingkat II yang dikepalai oleh seorang Bupati. Dengan kata lain, Daik Lingga menjadi kabupaten tersendiri dengan nama KABUPATEN LINGGA. Daik dipilih sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Lingga. Daik dianggap paling strategis dibandingkan dengan lima kecamatan lainnya, yakni Senayang, Lingga Utara, Lingga, Singkep, dan Singkep Barat. Lagi pula, Daik memiliki catatan sejarah panjang semasa kejayaan Kerajaan Riau Lingga.
Kini, berbagai upaya digalakkan, temasuk memetakan apa saja potensi yang ada di sana. Sekilas, Kabupaten Lingga ibarat gadis cantik yang tersembunyi (Coba lihat Peta Wilayah Kabupaten Lingga). Kabupaten Lingga terdiri dari gugusan pulau kecil dan besar yang berjumlah 531 pulau. Luas wilayahnya mencapai 211.772 km2 yang terdiri dari 90 % kawasan laut dan 10 % daratan. Mata pencaharian penduduknya umumnya pekerja kebun dan nelayan. Komoditas perkebunan yang utama adalah sagu, karet, kelapa, lada, cengkeh, kopi, dan kakao. Sedangkan tanaman pangan tak cocok dengan kondisi tanah yang ada di Kabupaten Lingga.
Gugusan pulau besar yang ada di kabupaten Lingga memang unik. Di bagian utara misalnya, terdapat Pulau Senayang. Lalu, di tengah ada Pulau Daik Lingga yang memiliki wilayah darat terluas (892,7 km2). Sedangkan di ujung selatan terdapat Pulau Dabo Singkep. Ketiga pulau berukuran besar itu dikerumuni ratusan pulau kecil yang memikat. Menelisik lebih dekat lagi, kita bisa menemukan pesona panorama dasar laut. Di perairan dangkal Pulau Benan dan Merodong misalnya, terkenal sebagai kawasan yang pas untuk snorkling dan diving. Di Pulau Katang juga didominasi oleh karang keras hingga kedalaman 12 meter lalu disambung dengan hamparan pasir. Daerah perlindungan laut (DPL) yang dibentuk oleh LPSTK Desa Benan ini terletak di wilayah terdepan dari Kabupaten Lingga dan di bagian utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Atraksi penyu bertelur di pasir ada di Desa Temiang, Kecamatan Senayang, tepatnya di Pulau Telur. Di situ segerombolan penyu tampak menggali pasir halus untuk kemudian bertelur di lubang tersebut. Usai bertelur, penyu-penyu itu kembali berenang ke laut.
Discussion about this post