Dabo Singkep Kabupaten Lingga Kepulauan Riau merupakan salah satu pulau yang memiliki kekayaan alam tambang timah yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang juga memiliki tambang timah yang ada di Indonesia. Walaupun kekayaan tambang timah yang ada di Dabo Singkep berada dibawah Bangka Belitung, namun kekayaan tambang timah yang ada di Pulau ini dapat memberikan kontribusi yang lumayan besar pada era orde baru.
Hal ini di buktikan dengan mewahnya fasilitas-fasilitas bangunan yang ada di Kota Dabo Singkep pada zaman dulu dan tidak sedikit pula bekas galian tambang timah (Kolong) yang ditinggalkan oleh Unit Pertambangan Timah Singkep (UPTS) pada masa berjayanya sekitar tahun 50 sampai 80-an.
Pada masa berjayanya PT. Timah Dabo Singkep, tidak sedikit tempat-tempat yang memiliki potensi timah, di gali untuk mendapatkan barang tambang yang membuat nama Pulau Dabo Singkep menjadi tersohor sampai dimata dunia. Diperkirakan puluhan galian timah yang pernah digali oleh Perusahaan Timah Singkep tidak ditutup kembali dan oleh sebab galian tersebut, banyak pula bekas-bekas galian tersebut digenangi air dan menjadi danau-danau kecil yang oleh warga Dabo Singkep disebut sebagai Kolong.
Ditafsirkan sekitar puluhan bahkan ratusan Kolong yang ada diberbagai daerah di Dabo Singkep. Dan di era Orde Baru, Dabo Singkep sangat Terkenal dengan julukan “Kota Nyamuk”, karena puluhan Kolong bekas galian timah yang di genangi air ini menjadi tempat sarang nyamuk untuk berkembang biak. Dan tidak sedikit pula warga masyarakat Dabo Singkep dan sekitarnya yang diserang oleh penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh serangan nyamuk yang begitu banyak.
Sayangnya, pihak pemerintah masih belum melirik Kolong-kolong yang ada di Dabo Singkep ini untuk dijadikan sebagai objek wisata alam baru yang bisa dijadikan lahan untuk memperoleh devisa negara. Walaupun pada awalnya dampak dari Kolong ini sangat buruk bagi warga, namun jika dilihat dari sisi positif dan manfaatnya, Kolong dapat dijadikan sebagai objek wisata alam yang menakjubkan.
Discussion about this post